My Superhero
Hari Rabu sangat membosankan bagi Rani, (seorang cewek yang wajahnya biasa-biasa saja tetapi otaknya sangat pintar sekali, selalu peringkat pertama di sekolah dan hobinya adalah bermain basket) karena pada hari itu ada pelajaran sosiologi yang sangat tidak disukainya. Dia lebih menyukai pelajaran eksak daripada pengetahuan sosial, karena itu dia mempunyai cita-cita untuk menjadi “Einsten” kedua.
* * *
Diliriknya Bu Tri (guru sosiologinya) yang tidak berhenti-berhentinya mengoceh di depan kelas semakin membuatnya bertambah bosan. Rasa kantuk pun mulai mendatanginya, tanpa terasa matanya pun mulai menutup. Akhirnya dia tertidur. Tetapi, tiba-tiba teman sebangkunya, Irlen membangunkannya.
“Woi, Ran, bangun….bangun!!!” bisik Irlen sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rani.
“Ehmm….ada apa sih?? Berisik banget. Gw ngantuk berat nih.!” ucap Rani dengan suaranya yang setengah mengngigau.
“Ekh, lo diliatin terus tuh sama Bu Tri, bangun aja deh buruan daripada kena poin sama dia, bisa repot nanti urusannya, emang lo mau?” tanya Irlen.
“Iihh..rese banget sih tuh orang. Iya deh..iya…gw bangun. Huhh.” kata Rani.
Akhirnya dia pun bangun juga.
“Rlen, temenin gw ke kamar kecil yuk, gw mau cuci muka nih biar ngga ngantuk lagi. Yuk..??” tanya Rani.
“Ah, enggak ah..males gw jalannya, lo aja deh sendirian ga papa
“Akh, dasar lo bukan teman sejati nih. Yawdah deh gw sendirian aja.” jawab Rani dengan jengkel.
Kemudian dia pun segera minta izin ke Bu Tri. Setelah mendapat izin, segera dia keluar kelas dengan langkah gontainya itu.
“Huh..segar rasanya bisa keluar kelas dan menghirup udara bebas seperti ini.” ucap Rani dalam hati. “Kalau sudah keluar begini lebih baik digunakan sebaik-baiknya. Kira-kira mau kemana dulu yah?”
Dia pun melangkahkan kakinya ke lapangan sekolah yang bisa dibilang ukurannya tidak terlalu besar. Disana ada anak kelas X.4 dan XI. Ipa 2 yang sedang olahraga. Hampir semuanya ia kenal tetapi salah satunya adalah Bagus, kapten basket cowok, Dini, teman SMPnya, Rahma tetangganya dan… Tiba-tiba matanya tertuju kepada seseorang yang sama sekali belum pernah dilihatnya sejak masuk SMA pertama kali.
“Siapa dia?” tanya Rani dalam hatinya.
“Kenapa gw belum pernah melihat mukanya? Padahal dia
“Duh, kenapa gw jadi jadi deg..deg..degan, begini yah. Masa sih gw suka pada pandangan pertama??Akh..ga mungkin!!” teriak Rani dalam hati.
Ia pun segera berlari meninggalkan lapangan itu dan menuju ke kamar kecil, yang seharusnya ia tuju dari awal. Sampai di
“Duh, gimana ini pintunya ngga bisa dibuka?? Mana gw sendirian lagi. Hiks….hiks…mamaaa…mmamaa.. tolong Rani. Hiks..hiks. Ya Tuhan tolonglah hambamu ini ya Tuhan, jangan sampe hambamu ini mati sia-sia gara-gara kehabisan oksigen dan mencium bau pipisnya sendiri, Ya Tuhan Rani belum kawin, Rani masih mau hidup tolonglah Rani, Ya Tuhan..hiks..hiks..siapa pun juga tolong!!” teriak Rani sekeras-kerasnya sambil mengedor-ngedor pintu, siapa tau ada yang mendengarnya.
* * *
Di ruang kelas.
“Irlen kemana temanmu itu? Lama sekali dia.
“Ah, enggak ko bu tenang aja. Paling dia lagi buang air besar, soalnya tadi dia bilang begitu ke saya.” kata Irlen dengan santainya.
* * *
Hampir 5 menit dia berada di dalam tiba-tiba dia mendengar langkah kaki yang menuju ke arahnya. Dia pun merasa senang sekali. Dia pun mengedor-ngedor pintu itu sambil menangis agar orang tersebut dapat mendengarnya.
“Duch, kayaknya gw denger suara orang nih. Ekh, cewek yang lagi nangis. Siapa yah? Di sekitar sini ngga ada orang. Jangan-jangan kuntilanak lagi?Duch mending gw lari aja deh” kata orang itu sambil lari terbirit-birit.
“Woi!!! Kok malah lari sih? Tolong gw dulu donk setidaknya. Huh, sialan.”teriak Rani kesal.
Tapi sepertinya kekesalan Rani itu membawa keberuntungan. Ternyata ada orang lain lagi yang mencoba mendekati kamar kecil itu. Dan orang itu adalah cowok keren yang dilihat Rani di lapangan tadi.
“Ehm..haloo..kamu terkunci dari dalam yah?” tanya orang keren itu.
“Ah,,ia..ia..nih tolong donk bukain pintunya. Pake apa aja boleh kok.” jawab Rani dengan penuh semeringah karena akhirnya ia bisa keluar dari sini juga.
Setelah pintunya terbuka, alangkah terkejutnya Rani. Ternyata orang yang telah menyelamatkan jiwanya itu adalah orang keren yang tadi siang. Mukanya pun menjadi merah seperti jambu karena baru kali ini dia benar-benar merasa suka dan kagum kepada seseorang.
“Ya, ampun ja.. di ka.. mu. yang… dah.. nolongin.. sa.. ya.. Ehm.. ma..ka..si yah..” kata Rani dengan terbata-bata, karena masih shock siapa yang ada di hadapannya sekarang.
“Oh,iya sama-sama..Lo Rani nak X.3
“Ekhh….tunggu sebentar, kok lo tau nama gw sih? Mmpph, klo boleh tau, nama lo siapa?” tanya Rani.
“Semua orang juga pasti kenal elo lah. Lo
Lalu cowok itu pun berlari meninggalkannya sendiri dengan sebuah teka-teki yang masih membuat Rani bingung. Akhirnya dia pun juga segera kembali ke kelas, karena dia juga tidak mau lagi lama-lama di
“Ekh, lama banget lo…ngapain aja sih non? Pingsan yah?” tanya Irlen.
“Hampir mati tepatnya! Lo juga sih ga nolongin gw. Huh, dasar nyebelin.” jawab Rani.
“Ran, maksud lo apa an sih? Gw ga ngerti ceritain donk ada apa?” tanya Irlen penasaran.
“Ahh, nanti aja deh, ceritanya panjang. Sekarang yang ada dipikiran gw yaitu sebenarnya siapa cowok keren itu, katanya gw pasti kenal sama dia cuma gwnya aja yang lupa. Kira-kira siapa ya, Rlen?” tanya Rani balik.
“Huh..mana gw tau. Diceritain aja belum, dasar pelit.” jawab Irlen.
Rani pun mencoba-coba mengingat kembali cowok keren itu dari segi fisiknya dan sikapnya. Dan tiba-tiba terlintas dipikirannya seseorang yang cocok dengan kriteria cowok keren tadi.
“Aha…Irlen gw tau siapa dia. Ya, ampun kenapa gw bisa lupa gini yah..” kata Rani dengan girang. “Padahal dia itu sering banget nolongin gw dulu, maklum secara gw orangnya sial melulu. Hehe…” ucap Rani lagi.
“Terus kalau gitu siapa dia? Mang kenapa sih dengan dia? Rani cerita donk, kasihanilah temannmu ini.” kata Irlen memelas seperti belum dikasih makan selama sehari sama ibunya.
“Sipp…sipp...tenang nanti gw certain deh dari awal tapi nanti aja yah abis pulang sekolah. Yang pasti dia itu adalah my superhero karena dah sering nolongin gw dari dulu sampe sekarang.Terutama dari kecelakaan yang konyol tadi yang hampir membuat gw mati. Hahaha….”ujar Rani gembira.
Cowok keren itu adalah superheronya sendiri (begitu dia menyebut nama temannya itu sejak dulu karena sering menolongnya). Karena semua sudah berubah jadi Rani sempat tidak mengenalinya waktu itu, tapi sekarang dia sudah mengenalinya lagi, tetap sebagai superhero walau sepertinya ada rasa suka di hati Rani kepada superheronya itu sekarang.
* * *